Holy-Cross

Holy-Cross
Holy-Cross

Senin, 09 Agustus 2010

Tritunggal


Tritunggal atau Trinitas adalah doktrin Iman Kristen yang mengakui Satu Allah Yang Esa, namun hadir dalam Tiga Pribadi Allah: Allah Bapa dan Allah Putra dan Allah Roh Kudus, di mana ketiga Pribadi Allah, sama esensinya, sama kedudukannnya, sama kuasanya, dan sama kemuliaannya.

Doktrin Tritunggal adalah doktrin utama Kekristenan. Doktrin ini diterima oleh mayoritas aliran-aliran Kristen:Katolik,Protestan,dan Orthodoks.

Istilah Tritunggal, atau trinity (Inggris), atau trinitas (Latin) mengandung arti tiga Pribadi dalam satu kesatuan esensi Allah.

Formula Doktrin Tritunggal berbunyi: satu keberadaan Allah di dalam tiga Pribadi: Bapa dan Anak (Putra) dan Roh Kudus.

Satu Keberadaan Allah Yang Esa. Istilah keberadaan, bahasa Yunani-nya adalah ousia (Ing: being ). Istilah ousia memiliki beberapa istilah Latin yang sepadan: substantia (Ing: substance), essentia (Ing: essence), natura (Ing: nature).

Maka satu keberadaan Allah sama pengertiannya dengan satu esensi, atau satu natur, atau satu substansi Allah.

Tiga Pribadi Allah. Istilah pribadi,bahasa Yunani-nya adalah hupostasis, diterjemahkan ke Latin menjadi persona (Ing:Person).

Kitab Perjanjian Baru tidak secara eksplisit menuliskan istilah "Allah Tritunggal", tetapi keberadaan Bapa, Putra dan Roh Kudus tersurat dalam banyak ayat, baik secara terpisah maupun bersama-sama. Berdasarkan rumasan dalam perintah tentang pembaptisan di Matius 28:19 "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" (TB-LAI)doktrin Tritunggal mendapatkan bentuknya separti sekarang, yang dibangun sebagai akibat dari kontroversi para teolog ketika berbicara tentang Allah, menggunakan istilah "pribadi", "sifat", "esensi", "subtansi", istilah-istilah yang belum pernah digunakan oleh para Rasul, yang oleh pemegang otoritas gereja dianggap keliru.

Beberapa orang atau kelompok menyangkal bahwa doktrin yang dinyatakan pada abad keempat tersebut didasarkan pada gagasan Kristen, dan bahwa doktrin itu merupakan sebuah penyimpangan dari ajaran Kristen mula-mula tentang Allah. Bahkan ada yang menyatakan bahwa doktrin tersebut meminjam konsep pra-Kristen tentang trinitas ilahi yang dipahami oleh Plato.



Etimologi dan Sejarah Penulisan Makna Tritunggal di Alkitab

Kata nama yang paling penting dalam Perjanjian Lama ialah יתרת (YHWH), nama Allah Israel, yang ditemukan kurang lebih 6823 dalam Perjanjian Lama. Nama tersebut mungkin dulu diucapkan "Yahweh", tetapi menurut tradisi Yahudi nama Yang Mahasuci tersebut tidak boleh diucapkan untuk menghindari kemungkinan pelanggaraan Hukum Taurat dalam perintah yang ke-3 ("Jangan menyebut nama יתרת, Allahmu dengan sembarangan ..." Keluaran 20:7). Oleh sebab itu, setiap kali terdapat kata יתרת dalam Alkitab, orang Yahudi membacanya dengan kata אך׳ני (Adonay) 'Tuhan'. Maka pada waktu Sarjana Yahudi membubuhi teks (menyalin) Perjanjian Lama yang terdiri dari huruf-huruf mati dengan tanda-tanda vokal, kata יתרת dibubuhi dengan tanda vokal dari kataאך׳ני, karena itulah yang menjadi pengucapan dan alih pemikiran dari kata tersebut, untuk menjaga kesucian nama Allah Israel. Seandainya bentuk tersebut disalin langsung ke dalam huruf Latin maka hasilnya ialah kata Yehovah.

Penjagaan kesucian Hukum Taurat ke-3 ini, membawa sejarah unsur penyalinan Alkitab khususnya Perjanjian Lama pada saat ini. Bukan hanya dalam unsur eksistensi Allah saja penyalinan ini dijaga kesuciannya, namun pada setiap unsur teks ke-Ilahian. Bahkan unsur pengucapan Mesias dan Roh Kuduspun dialihkan penulisannya dalam Perjanjian Lama untuk menjaga kekudusan Hukum Tauratyang ke-3.

Berikut ini adalah contoh asal mula eksistensi tulisan Ibrani mengenai Tritunggal menurut para ilmuwan:

Tetragrammaton

1. Merujuk kepada kata ALLAH dalam pengertian Perjanjian Lama:

יתרת YHWH (baca= adonay) artinya Tuhan (Keluaran 20:2; Yeremia 31:31-34; Yunus 1:1,3; 2:10; Mazmur 100:1,5; 103:1; 117:2); אדנייהוה (lafal= adonay elohim) Tuhan Allah (Yehemia 37:3) יהוהצבאות; lihat צבא;
אל (lafal= él) artinya Allah, ilah (Yunus 4:2); אלהים (lafal = élohim) artinya Allah, ilah-ilah; אלוה (lafal= eloah) (Keluaran 1:1-5; 20:1-3; Yeremia 31:33; Yunus 1:5,6; Mazmur 100:3);
עליון (lafal= élyon) artinya: sifat 'atas, tinggi', sering dipakai sebagai sebutan Allah 'Yang Maha Tinggi' (Kejadian 14:18,20,22; Ulangan 26:19);
אבא (lafal= abba) artinya Bapakku/Bapaku dan makna yang sama אבא (lafal:av) artinya Bapak, nenek moyang; terikat אבי (lafal= avi); אבות (lafal= avot) (Aram;Yeremia 31:32). Kata inilah yang menjadi kata kunci konteks Tritunggal yang menjadi ALLAH BAPA. Penggunaan kata Bapa digunakan pertama kali oleh Adam, di dalam keyakinan Yahudi bahwa Adamlah yang memberikan gelar pertama kali kepada Allah sebagai Bapa/Abba selain karena keadaan Adam yang masih suci dan alasan kekudusan nama Allah juga dikarenakan kedekatan hubungan dan jalinan cinta kasih Adam kepada Allah sebagai Pencipta dan sebagai Orangtua Adam. Tokoh berikut yang menyebut Allah sebagai Bapa/Abba adalah Henokh (lihat Kitab Henokh) lalu Abraham (lihat Kitab Taurat). Dari sejarah awal tersebutlah Allah dipanggil dengan kataBapa/Abba oleh segenap umat Yahudi dan Kristiani sampai sekarang. Dan sejarah inilah yang membawa konteks Tritunggal dalam makna ALLAH BAPA yang merujuk kepada ALLAH.

2. Merujuk kepada kata MESIAS dalam pengertian Perjanjian Lama:

כושית (lafal= masyiakh) artinya 'yang diurapi' (1 Samuel 24:7);
ארון (lafal= adon) artinya 'Tuan, Penguasa, Tuhan' (Kejadian 45:8; Mazmur 114:7); ארני (lafal= adoni) artinya 'Tuan, Tuanku' (Bilangan 11:28). Dua unsur kata ini (adon,adoni), di dalam Perjanjian Lama terjemahan Bahasa Indonesia disatukan maknanya dengan "adonai" (arti= Tuhan)yang merujuk kepada Allah, sehingga seluruh konteks kata Tuhan dalam Perjanjian Lama baik untuk rujukan kepada Mesias maupun kepada Allah menjadi sama. Hal ini disebabkan karena bahasa dan tulisan Ibrani yang jauh lebih tua dan kaya dalam unsur perkataan dan artinya, sedangkan dalam bahasa Indonesia memiliki arti perkataan dan pengucapan yang sama. Sehingga banyak mengaburkan unsur rujukan Mesias dalam pelayanan dan pertemuanNya dengan para Nabi/Imam/Rasul dalam Perjanjian Lama terjemahan bahasa Indonesia. Apalagi bila dibaca oleh orang awam yang tidak mempelajari bahasa Ibrani secara otentik, ditambah nats-nats di dalamPerjanjian Lama banyak yang berupa syair-syair, lambang-lambang, perumpamaan-perumpamaan serta majas-majas kosa kata yang beragam bentuk pengalihan sehingga membututuhkan "kecerdasan Ilahi" (mengudang Roh Kudus) dalam membaca dan mencerna isinya. Sehingga dalam tradisi Yahudi tidak boleh sembarangan umat membaca dan menjelaskan makna dari isi kitab tersebut di atas mimbar bait suci selain para nabi-nabi, imam-imam, rasul-rasul yang diakui secara massal memiliki kepenuhan Roh Kudus atau ditunjuk Allah;
בצל (lafal= ba'al ) artinya ' majikan, pemilik, tuan, suami' (Yeremia 31:32; Kejadian 20:3);
כולך (lafal= mélékh atau malakh) artinya 'raja, memerintah, penguasa' (Kejadian 36:31; Yunus 3:6; Amsal 30:22)
בכור (lafal= bekhor) artinya '[anak] sulung' (Kejadian 4:4); בן (lafal= bén) artinya 'putra, keturunan, orang', בין (Yunus 1:1; 4:10; Mazmur 128:6). Dua kata ini bekhor dan ben yang artinya "anak sulung atau putra". Menurut keyakinan Yahudi kata bekhor di ucapkan dan disematkan oleh Adam kepada Mesias sebagai rasa cinta kasih dan penghormatan Adam kepada Mesias, dan Mesiasmemberikan gelar kepada Adam sebagai SaudaraNya (yang merujuk kepadada pelayanan Yesus Kristus di dunia yang menyebutkan bahwa diri Yesus yang tersulung dan umatNya adalah saudaraNya atau anak-anak Allah). Adam mengetahui alasan penciptaan dirinya, berawal dari "...karena begitu besar kasih Allah kepada ben (PutraNya= rujukan Mesias)... - ...maka Adamdiciptakan menurut gambar dan rupa Kita..." (adon rujukan Mesias)Kejadian 1:26-28. Karena hanya Mesiaslah Mahluk Surgawi satu-satunya yang memiliki gambar dan rupa (bentuk) sama seperti Adam. Inilah salah satu alasan Lucifer, dalam melampiaskan misi dendamnya kepada Mesias, dengan menjatuhkan Adam ke dalam dosa. Lucifer tahu bahwa Adam adalah wujud cinta kasih Allah terhadap Mesias, dan Mesiassangat mencintai Adam dan menuangkan kasihNya secara penuh. Kejatuhan Adam ke dalam dosa yang mengundang kematiannya di alam maut serta menciptakan penghukuman Bapa/Abba terhadap dosa, mengundang "kesedihan yang tak terhingga" dari Mesias kepada Adam. Sehingga meletuslah pertempuran besar di Surga antara Mesiasdan Lucifer, yang mengakibatkan Lucifer dan malaikat-malaikat jahat di usir dari Surga sebelum bencana Air Bah terjadi di bumi. Begitulah sejarah dan keyakinan umat Yahudi sehingga penghormatan yang sangat tinggi disematkan juga kepada Mesias sebagai Ben atau Putra Allah (yang memang mereka mengetahui bahwa manusia adalah milik Mesias dan Mesiaslah yang berjanji kepada Adam lewat permohonan kepada Bapa/Abba untuk menebus dosa Adam/manusia dari alam maut dan penyiksaan api yang kekal akibat dosa ). Namun Bapa/Abbamenangguhkan hal tersebut, sampai saat Abraham bapak orang percaya yang telah lulus uji pada saat Abrahammau mengorbankan Ishak yang merupakan anak perjanjian, sehinggaYakub/Israel menjadi ahli waris (janji penebusan Mesias) yang diteruskan kepada perjanjian Daud dengan Allah yang melahirkan Yesus Kristus sebagai perwujudan cinta kasih Mesias yang tak terhingga kepada Bapa/Abba serta Adam yang merupakan milikNya. Sehingga Maria yang berkenan dihadapan Allah mengandung lewat ROH KUDUS yang merupakan wujud Ben/Putra Allah, untuk menggenapi misi penebusan dosa Adam(seluruh umat manusia). Dan Allah yang mengatur itu semua, serta mengakuinya didalam Injil bahwa Yesus adalah PutraNya yang sangat dikasihi, dan kata Ben jugalah yang disematkan oleh para malaikat di Surga kepada Mesias jauh sebelum penciptaan manusia. Dari sejarah dan keyakinan serta fakta-fakta yang ada di dalam Alkitab inilah membawa konteks Tritunggal dalam makna ALLAH ANAK yang merujuk kepada MESIAS.

3. Merujuk kepada kata ROH KUDUS/ROH ALLAH dalam pengertian Perjanjian Lama:

קרוש (lafal= qadosy) artinya 'sifat kudus, khusus' dan קרש (Keluaran 29:31);
ךןתאלהים (lafal= ruakh elohim) artinya 'Roh Allah, nafas Allah, angin Allah' ךןתקרוש (lafal= ruakh qadosy) yang artinya 'Roh Kudus' (Kejadian 1:2; Yehezkiel 37:1-14; Yunus 1:4; Zakahari 4:6), arti kata ini memiliki arti yang sangat penting dalam sejarah manusia, menurut keyakinan Yahudi dan fakta sejarah di Alkitab Roh Kudus/Allah memiliki peranan yang sangat dekat dengan manusia. Selain di jelaskan di dalam Alkitab baik dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru bahwa tubuh manusia adalah Bait Allah (ביתאלהים lafal= bét elohim) tertulis di dalam Kejadian 6:3Berfirmanlah Tuhan: "RohKu tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu daging, tetapi umurnya hanya 120 tahun saja", firman ini menunjukkan bahwa ROH KUDUS/ROH ALLAH sudah melakukan pelayanannya secara langsung dalam tubuh manusia jauh sebelum Hari Pentakosta dalam zaman Perjanjian Baru dan Roh Kudus yang sama ini jugalah yang menjadi lambang terlepas pakaian (merujuk pada pakaian Lenan putih halus pada Kitab Wahyu= melambangkan perbuatan-perbuatan suci orang kudus) daripada Adam setelah dia memakan buah yang dilarang tersebut. Maka Adam sadar bahwa dirinya sudah telanjang (ditinggalkan Roh Kudus), rasa penyesalan dan kesedihan tersebut membuat Adam menghindar dan bersembunyi saat disapa oleh Tuhan (baca=Kitab Kejadian), dan perasaan tersebut di kepercayaan umat Yahudi dibawa oleh Adam sampai ke alam maut (karena Adam melihat akibat pelanggaran dosanya - pada saat pembunuhan pertama Kain dan kematian Habel yang membuat kesedihan dan penyesalan yang amat sangat, karena belas kasih Mesiaslah didalam penghiburan dan kasihNya kepada Adam membuat kembali secercah harapan yang dibawa Adam ke alam maut - dan menjadikan pengharapan seluruh nabi-nabi yang dituang didalam nubuatan-nubuatanpenebusan Mesias didalam Perjanjian Lama). Makna ditinggalkan ROH KUDUS ALLAH ini sangat penting sejarahnya dalam kerugian manusia sepenuhnya, karena akibat dari ditinggalkan ROH KUDUS ALLAH, kita bisa pahami maksud firman yang ditulis diatas; selain manusia hanya dinyatakan 120 tahun saja umurnya, ini sangat berbeda dengan keadaan sebelum terjadinya Air Bah. Akibat-akibat ysng lain bisa kita pelajari dalam Alkitab baik secara lahiriah maupun batiniah (conto: lahiriah= manusia menjadi mudah terserang sakit penyakit, dll; batiniah= penurunan kualitas daya pikir manusia, roh iblis dapat menguasai bait Allah atau tubuh manusia,dll). Inilah yang menjadi misi penting bagi Mesias pada saat kenaikannya ke Surga di dalam Yesus Kristus dan kemunculan Hari Pentakosta yaitu mengembalikan keadaan manusia seperti semula, bagi yang percaya dan mau menerimaNya (Dia membagikan Roh Kudus Allah kembali secara cuma-cuma dan menebus dosa kita), agar manusia dapat bertahan dan dapat masuk kembali ke dalam Kerajaan Surga. Sehingga dalam sejarah dan keyakinan umat Kristiani sampai sekarang mereka mempercayai bahwa misi Mesias dalam kematianNya di kayu salib sebagai manusia biasa di dalam Yesus Kristus menanggung dosa saudaraNya (yaitu Adam yang merujuk kepada seluruh dosa manusia) dan perjalananNya ke alam maut selama tiga hari adalah pengabaranNya kepada Adam di alam maut dan bahwa janjiNya kepada Adam untuk menyelamatkannya di dalam Injil dan Roh Kudus Allah sudah terlaksana (di dalam nubuatan nabi-nabi Perjanjian Lama bahwa nama Adam dalam bahasa Ibrani sama dengan penulisan kata manusia di bahasa Ibrani). Seperti itulah yang menjadikan seluruh nubuatan nabi-nabi menjadi terpenuhi di dalam Yesus Kristus. Karena menurut para rasul-rasul Kristus, tanpa kelahiran Mesias sebagai Yesus Kristus dan kematianNya di kayu salib maka rasa rindu dan cintaNya yang luar biasa kepada Adam, setelah peninggalan Adam ke alam maut, maka janjiNya kepada Adam/manusia belum terpenuhi/digenapi. Namun sekarang umat Kristiani sudah menerima kepenuhan janji Mesias itu sebagai ahli waris janji daripada Adam, Abraham, Ishak, Yakub, serta mengemban misi penting penginjilan dalam firmanNya: "...Kabarkanlah Injil keseluruh bangsa dan baptiskan mereka di dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus...". Tugas yang diembankan Mesias kepada umat Kristiani bukan hanya sekadar membaptis di dalam air; karena kata baptis merujuk kepada 3 kunci baptisan yaitu "Baptisan Air, Baptisan Roh, dan Baptisan Api". Yang menurut para Rasul-Rasul Kristus hanya yang benar-benar menjalankan tugas penginjilan terhadap semua bangsa sajalah yang dapat menerima ke 3 baptisan tersebut dan mewarisi janji di kembalikannya manusia seperti keadaan semula (Firdaus) serta menerima ROH KUDUS ALLAH. Sebagai bala tentara-bala tentara Kristus di dunia ini dalam pertempuran melawan Iblis, yang dikuatkan didalam ilham Roh Kudus: "Memang setiap orang yang mau hidup di dalam Yesus Kristus akan menderita aniaya." (2 Timotius 3:12) Sementara setan terus berupaya membutakan pikiran mereka kepada fakta, biarlah orang-orang Kristen tidak lupa bahwa"perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. (Efesus 6:12). Amaran yang diilhami ini diserukan berabad-abad sampai ke zaman kita: "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu si iblis berjalan berkeliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8). "Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat iblis." (Efesus 6:11).
Dari sejarah dan keyakinan serta fakta-fakta yang ada di dalam Alkitab inilah membawa konteks Tritunggal dalam makna ALLAH ROH KUDUS yang merujuk kepada ROH KUDUS.

Dari ketiga pejelasan para ilmuwan-ilmuwan Alkitab diatas khususnya dalam bahasa Ibrani, hal itulah yang mendasari konteks TRITUNGGAL yang menjadi rangkuman dari pedoman penginjilan Rasul-Rasul Kristus pada sejarah Gereja mula-mula, karena tanpa memahami konteks Tritunggal seperti yang di peragakan Yesus kepada murid-muridNya dan yang seperti diperagakan para Rasul pada zaman Gereja mula-mula, mustahil misi yang diembankan pada seluruh umat Kristiani didalam pengharapan dan kasih untuk mengabarkan "Injil kepada seluruh bangsa dan membaptiskan mereka didalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus" dapat terlaksana. Karena kasih ALLAH BAPA terhadap ALLAH PUTERA dan penyampaian kasih didalam ALLAH ROH KUDUS dan begitu juga sebaliknya, merupakan satu kesatuan penting yang mendasar akan Kasih ALLAH terhadap seluruh umat manusia/Adam, agar bagi yang mau dan percaya mendapatkan HIDUP YANG KEKAL.

William Fluor (bicara) 18:15, 30 Juni 2010 (UTC)


Penjelasan singkat tentang Tritunggal

Dalam analogi sederhana api dapat digunakan sebagai penjelasan:

Api terbagi menjadi tiga komponen yaitu:

  1. panas,
  2. cahaya (tepatnya gelombang cahaya), dan
  3. daya bakar.

Jadi walau api itu satu, namun api bisa kita temui dalam tiga wujud sesuai dengan keinginan kita, misal sebagai panas (waktu kita memasak), sebagai cahaya (waktu lampu mati dan kita menyalakan lilin), dan dalam wujud pembakar (waktu kita membakar kertas). Hal ini ‘identik’ dengan keberadaan Allah, karena kita dapat berjumpa dengan Allah dalam tiga pribadi, sebagai Allah Bapa (waktu kita bertobat dan menyesali dosa), atau sebagai Yesus (waktu kita memohon sesuatu), dan sabagai Allah Roh Kudus (waktu kita meminta kekuatan).


Sejarah

SELAMA bertahun-tahun, ada banyak tentangan atas dasar Alkitab terhadap gagasan yang makin berkembang bahwa Yesus adalah Allah. Dalam upaya untuk mengakhiri pertikaian itu, penguasa Roma Konstantin memanggil semua uskup ke Nicea, jumlahnya sekitar 1800 uskup. Dari jumlah ini sekitar 1000 orang dari timur dan 800 orang dari barat. Namun jumlah yang hadir, lebih sedikit dan tidak diketahui pasti berapa. Eusebius dari Kaisaria menghitung 250, Athanasius dari Alexandria menghitung 318, dan Eustatius dari Antiokia mencatat 270 orang. Mereka bertiga hadir pada konsili ini. Belakangan Socrates Scholasticus mencatat lebih dari 300 orang dan Evagrius, Hilarius, Hieronimus dan Rufinus mencatat 318 orang.

Konstantin bukan seorang Kristen. Menurut dugaan, ia belakangan ditobatkan, tetapi baru dibaptis pada waktu sedang terbaring sekarat.

Mengenai dirinya, Henry Chadwick mengatakan dalam The Early Church: “Konstantin, seperti bapanya, menyembah Matahari Yang Tidak Tertaklukkan;... pertobatannya hendaknya tidak ditafsirkan sebagai pengalaman kerelaan yang datang dari batin... Ini adalah masalah militer. Pengertiannya mengenai doktrin Kristen tidak pernah jelas sekali, tetapi ia yakin bahwa kemenangan dalam pertempuran bergantung pada karunia dari Allah orang-orang Kristen.”

Peranan apa yang dimainkan oleh kaisar yang tidak dibaptis ini di Konsili Nicea? Encyclopaedia Britannica menceritakan:

“Konstantin sendiri menjadi ketua, dengan aktif memimpin pertemuan dan secara pribadi mengusulkan... rumusan penting yang menyatakan hubungan Kristus dengan Allah dalam kredo yang dikeluarkan oleh konsili tersebut, ‘dari satu zat dengan Bapa’... Karena sangat segan terhadap kaisar, para uskup, kecuali dua orang saja, menandatangani kredo itu, kebanyakan dari mereka dengan sangat berat hati.”

Karena itu, peran Konstantin penting sekali. Setelah dua bulan debat agama yang sengit, politikus kafir ini campur tangan dan mengambil keputusan demi keuntungan mereka yang mengatakan bahwa Yesus adalah Allah. Tetapi mengapa? Pasti bukan karena keyakinan apapun dari Alkitab. “Konstantin pada dasarnya tidak mengerti apa-apa tentang pertanyaan pertanyaan yang diajukan dalam teologi Yunani,” kata A Short History of Christian Doctrine. Yang ia tahu adalah bahwa perpecahan agama merupakan ancaman bagi kekaisarannya, dan ia ingin memperkuat wilayah kekuasaannya.


Perkembangan Selanjutnya

SETELAH Konsili Nicea, perdebatan mengenai pokok ini terus berlangsung selama puluhan tahun. Mereka yang percaya bahwa Yesus tidak setara dengan Allah bahkan mendapat angin lagi untuk beberapa waktu. Namun belakangan, Kaisar Theodosius mengambil keputusan menentang mereka. Ia meneguhkan kredo dari Konsili Nicea sebagai standar untuk daerahnya dan mengadakan Konsili Konstantinopel pada tahun 381 M. untuk menjelaskan rumus tersebut.

Konsili tersebut menyetujui untuk menaruh roh kudus pada tingkat yang sama dengan Allah dan Kristus. Untuk pertama kali, Tritunggal Susunan Kristen mulai terbentuk dengan jelas.

Tetapi, bahkan setelah Konsili Konstantinopel, Tritunggal tidak menjadi kredo yang diterima secara luas. Banyak orang menentangnya dan karena itu mengalami penindasan yang kejam.

Baru pada abad-abad belakangan Tritunggal dirumuskan dalam kredo-kredo yang tetap. The Encyclopedia Americana mengatakan : “Perkembangan penuh dari ajaran Tritunggal terjadi di Barat, pada pengajaran dari Abad Pertengahan, ketika suatu penjelasan dari segi filsafat dan psikologi disetujui.”


Kredo Athanasia

TRITUNGGAL didefinisikan lebih lengkap dalam Kredo Athanasia. Athanasius adalah seorang pendeta yang mendukung Konstantin di Nicea. Kredo yang memakai namanya berbunyi: “Kami menyembah satu Allah dalam Tritunggal... sang Bapa adalah Allah, sang Anak adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah; namun mereka bukan tiga allah, tetapi satu Allah.”

Tetapi, para sarjana yang mengetahui benar masalahnya setuju bahwa Athanasius tidak menyusun kredo ini. The New Encyclopedia Britannica mengomentari: “Kredo itu baru dikenal oleh Gereja Timur pada abad ke-12. Sejak abad ke-17, para sarjana pada umumnya setuju bahwa Kredo Athanasia tidak ditulis oleh Athanasius (meninggal tahun 373) tetapi mungkin disusun di Perancis Selatan pada abad ke-5... Pengaruh kredo itu tampaknya terutama ada di Perancis Selatan dan Spanyol pada abad ke-6 dan ke-7. Ini digunakan dalam liturgi gereja di Jerman pada abad ke-9 dan kira-kira tidak lama setelah itu di Roma.”


Pengertian Pribadi dalam Tritunggal

Allah Tritunggal: Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus merupakan inti ajaran Kristen. Ketiga Pribadi sama kedudukannya, sama kuasanya, dan sama kemuliaannya. Ketiganya satu dalam esensi dan memiliki sifat (Ing:attribute) yang sama. Ke-mahakuasa-an,ke-tidak-berubah-an, ke-mahasuci-an, ke-tidak-tergantung-an, dimiliki oleh masing-masing Pribadi Allah.

Masing-masing Pribadi adalah Allah, namun ke tiga Pribadi tidak identik, maka Allah Bapa bukan Allah Anak; Allah Anak bukan Allah Roh Kudus; dan Allah Roh Kudus bukan Allah Bapa. Ketiganya dapat dibedakan, tetapi didalam esensi tidak terpisahkan.


Allah Bapa

Allah sebagai Bapa yang memelihara, yang memberikan kasih seorang Bapa Sejati yang sangat mesra, begitu penyayang dan begitu tertib penuh ketegasan (disiplin). Bapa Sorgawi tidak pernah sama dengan para bapa (bapak-bapak atau para ayah) dunia ini dalam hal kasih dan karakter yang tidak dapat terbandingi dengan kasih dan karakter Bapa Sorgawi. Allah sebagai Bapa Sorgawi merupakan Bapa yang sempurna dari segala bapa (bapak-bapak atau para ayah) dunia ini yang adalah gambaran dan rupa (duplikat dan bayangan) dari Sang Bapa Sorgawi yang murni.

Bapa (Kepribadian Bapa) tidaklah lebih tinggi daripada Anak ataupun juga dengan Roh Kudus.


Allah Anak

Allah sebagai teladan dengan Ia merendahkan diri-Nya dalam rupa manusia dan mengenakan nama Yesus yang adalah Kristus (Allah yang datang sebagai manusia), taat pada semua hukum yang telah Ia tetapkan, mati di kayu salib, dikuburkan, lalu bangkit pada hari yang ketiga, dan naik ke surga dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan mati. Ia adalah teladan iman sejati dan sumber kehidupan bagi orang Kristen. Allah telah menunjukkan kasih-Nya yang terbesar dengan menjadi Anak yang mati di kayu salib. Ini adalah berita Injil yang adalah kekuatan Allah. Alkitab menyatakan bahwa Anak merupakan yang Anak sulung Allah dari semua anak-anak Allah dimaksudkan bahwa Anak pun merupakan "Sahabat Sejati" yang rela mengorbankan Nyawa-Nya dan tidak menyayangkannya sama sekali untuk manusia dapat diterima sebagai anak-anak Allah.

Anak (Kepribadian Anak) tidak pernah lebih rendah daripada Bapa.


Allah Roh Kudus

Allah sebagai Pembimbing, Pendamping, Penolong, Penyerta, dan Penghibur yang tidak terlihat, namun berada dalam hati setiap manusia yang mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan hidup didalam-Nya.

Roh Kudus bukanlah tenaga aktif. Roh Kudus bukanlah kebijaksanaan (pikiran) tertinggi dari seluruh alam jagad kosmik. Roh Kudus bukanlah manusia tokoh pendiri suatu agama baru. Roh Kudus tidak pernah berbau hal yang mistik. Memang benar bahwa Allah itu maha kuasa, tetapi Roh Kudus itu bukan sekedar kuasa atau kekuatan, tetapi Roh Kudus adalah Allah, sebab Allah itu Roh. Dengan demikian Roh Kudus adalah Pribadi Allah itu sendiri dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Allah. Kepribadian Roh Kudus tidak pernah lebih rendah daripada Bapa maupun Anak.


Dasar-dasar Alkitabiah Tritunggal

  • Pada saat penciptaan dalam Kitab Kejadian Allah berkata: "Marilah Kita ...", kata Kita merupakan subjek jamak.
  • Saat Yesus dibaptis di sungai Yordan, Ia menunjukkan kepribadian-Nya pada saat yang sama dan bermunculan bersama-sama dengan Roh Kudus (dalam manifestasi burung merpati) turun ke atas Anak, dan Bapa berfirman dengan lantang penuh kasih.
  • Saat penciptaan, dimana Bapa mencipta, Anak berfirman, dan Roh Kudus yang memulihkan (melayang-layang) sempurna.
  • Saat Pencurahan Pentakosta, dimana Bapa mengutus, Anak yang memberikan Roh Kudus, dan Roh Kudus tercurah pada murid-murid Yesus yang ada di atas loteng.
  • Saat Yesus berada di atas gunung, setelah Ia meneladani manusia dengan berdoa, Ia menunjukkan kemuliaan-Nya dan menampakkan kepribadian-Nya dengan wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang, kemudian Roh Kudus turun, dan awan yang terang menaungi 3 orang murid Yesus. Bapa dari dalam awan itu memperdengarkan suara-Nya dan berkata: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia."

Antitritunggal

Sebagian dari pemeluk Kristen ada yang menolak doktrin Tritunggal, atau sekedar menganggapnya suatu hal yang tidak begitu penting. Seseorang atau satu komunitas yang berada pada posisi ini tidak menyebut diri mereka sebagai "Antitritunggal", namun bervariasi sesuai alasan mereka menolak Tritunggal dan sesuai bagaimana mereka mendeskripsikan Tuhan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar