Holy-Cross

Holy-Cross
Holy-Cross

Rabu, 11 Agustus 2010

Yesus Kristus, siapakah Dia ?

Siapakah Yesus Kristus? Berbeda dengan pertanyaan, “Apakah ada Allah?” jarang orang mempertanyakan apakah Yesus Kristus ada. Pada umumnya Yesus dipandang sebagai seseorang yang hidup di bumi di Israel 2000 tahun yang lampau. Perdebatan baru dimulai ketika topik mengenai identitas Yesus didiskusikan. Hampir setiap agama besar mengajarkan bahwa Yesus adalah seorang nabi, atau guru yang baik atau seorang manusia yang saleh. Masalahnya Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa Yesus lebih dari sekedar seorang nabi, guru yang baik atau orang yang saleh.

C.S. Lewis dalam bukunya Mere Christianity menulis: “Saya berusaha mencegah orang dari mengatakan hal-hal yang bodoh yang biasanya orang katakan mengenai Dia [Yesus Kristus]: “Saya siap untuk menerima Dia sebagai seorang pengajar moral yang agung, tapi saya tidak menerima klaim bahwa Dia adalah Allah.” Ini adalah sesuatu yang kita tidak boleh katakan. Seorang manusia biasa dan mengucapkan apa yang dikatakan oleh Yesus tidak mungkin merupakan seoarng pengajar moral yang agung. Kalau orang itu bukan orang gila – yang setara dengan orang yang mengatakan bahwa dia adalah telur rebus – atau dia adalah si Iblis dari neraka. Engkau harus menentukan pilihanmu. Apakah orang ini adalah Anak Allah, atau orang gila atau lebih parah…. Engkau bisa menutup telinga dan menganggap Dia orang bodoh, engkau bisa meludahi Dia dan membunuh Dia sebagai iblis, atau engkau bisa tersungkur di kakiNya dan menyebut Dia Tuhan dan Allah. Tapi jangan mencari alasan yang tidak-tidak dengan mengatakan bahwa Dia hanyalah seorang pengajar yang agung. Dia tidak memberikan opsi itu kepada kita. Dia tidak bermaksud untuk melakukan itu.

Jadi siapakah Yesus? Apa kata Alkitab mengenai Dia? Pertama-tama, mari kita lihat kata-kata Tuhan Yesus dalam Yohanes 10:30, “Aku dan Bapa adalah satu.” Sekilas, ini kelihatannya bukan merupakan sebuah klaim bahwa Dia adalah Allah. Namun kalau dilihat dari reaksi orang-orang Yahudi terhadap pernyataan ini "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah." (Yohanes 10:33). Orang-orang Yahudi mengerti pernyataan Yesus sebagai sebuah klaim bahwa Dia adalah Allah. Dalam ayat-ayat berikutnya Yesus tidak pernah mengoreksi orang-orang Yahudi dengan mengatakan, “Saya tidak mengaku diri sebagai Allah.” Hal ini menunjukkan bahwa Yesus betul-betul mengatakan bahwa Dia adalah Allah dengan mengumumkan, “Aku dan Bapa adalah satu.” (Yohanes 10:30). Yohanes 8:58 adalah contoh lainnya. Yesus memproklamirkan, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." Kembali orang-orang Yahudi berespon dengan mengambil batu dan berusaha melempari Yesus (Yohanes 8:59). Yesus mengumumkan identitasnya dengan menggunakan “Aku adalah” yang adalah merupakan penerapan langsung dari nama Allah dalam Perjanjian Lama (Keluaran 3:14). Mengapa orang-orang Yahudi mau melempari Yesus dengan batu kalau bukan karena Dia mengatakan sesuatu yang mereka anggap menghujat Allah, yaitu dengan mengaku diri sebagai Allah?

Yohanes 1:1 mengatakan, “Firman itu adalah Allah.” Yohanes 1:14 mengatakan, “Firman itu telah menjadi manusia.” Ini jelas mengindikasikan bahwa Yesus adalah Allah dalam wujud manusia. Thomas sang murid mengungkapkan pada Yesus, "Ya Tuhanku dan Allahku!" (Yohanes 20:28). Yesus tidak mengoreksi dia. Rasul Paulus menggambarkan Dia sebagai, “…Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus” (Titus 2:13). Rasul Petrus mengatakan hal yang sama, “…Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.” (2 Petrus 1:1). Allah Bapa adalah Saksi dari identitas Yesus yang sepenuhnya, “Tetapi tentang Anak Ia berkata: "Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran.” Nubuat-nubuat mengenai Kristus dalam Perjanjian Lama menyatakan keillahianNya, “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.”

Jadi, sebagaimana dikatakan oleh C.S. Lewis, percaya kepada Yesus sebagai seorang guru yang baik bukanlah sebuah pilihan. Yesus dengan jelas dan tak dapat disangkali mengakui diriNya sebagai Allah. Kalau Dia bukan Allah, Dia adalah seorang pendusta dan bukanlah seorang nabi, guru yang baik atau manusia yang beribadah. Dalam usaha untuk menjelaskan apa yang dikatakan oleh Yesus, para “sarjana-sarjana” modern mengatakan bahwa “Yesus sejarah yang sejati” tidak mengucapkan banyak hal yang Alkitab katakan sebagai diucapkan oleh Yesus. Siapakah kita yang dapat berdebat dengan Firman Tuhan mengenai apa yang Yesus katakan atau tidak katakan? Bagaimana seorang “sarjana” yang dua ribu tahun terpisah dari Yesus dapat lebih mengerti apa yang Yesus katakan dan tidak katakan dibanding dengan mereka yang hidup bersama Dia, melayani bersama Dia dan diajar langsung oleh Yesus sendiri (Yohanes 14:26)?

Mengapa pertanyaan mengenai identitas Yesus yang sebenarnya begitu penting? Mengapa penting kalau Yesus itu Allah atau bukan? Alasan yang paling penting bahwa Yesus haruslah Allah adalah bahwa jikalau Dia bukan Allah, kematianNya tidaklah cukup untuk membayar hutang dosa seluruh dunia (1 Yohanes 2:2). Hanya Allah yang dapat membayar hutang sebesar itu (Roma 5:8; 2 Korintus 5:21). Yesus haruslah Allah sehingga Dia dapat membayar hutang kita. Yesus haruslah manusia supaya Dia bisa mati. Keselamatan hanya tersedia melalui iman di dalam Yesus Kristus! Keillahian Yesus adalah alasan mengapa Dia adalah satu-satunya jalan keselamatan. Keillahian Yesus adalah penyebab mengapa Dia mengumumkan, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6).



Allah adalah Roh

Yohanes 4:24
Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran." Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami." Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau."


Kesatuan Allah:

Markus 12:29

Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.

And Jesus answered him, The first of all the commandments is, Hear, O Israel; The Lord our God is one Lord:

o de ihsouv apekriyh autw oti prwth paswn twn entolwn akoue israhl kuriov o yeov hmwn kuriov eiv estin


1 Korintus 8:6 namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.

But to us there is but one God, the Father, of whom are all things, and we in him; and one Lord Jesus Christ, by whom are all things, and we by him.

all hmin eiv yeov o pathr ex ou ta panta kai hmeiv eiv auton kai eiv kuriov ihsouv cristov di ou ta panta kai hmeiv di autou


Perhatikan kedua ayat ini sangat berhubungan:

PENEKANAN nya Markus 12:29 …..Tuhan itu esa….latin=kuriov eiv estin.

Penggunaan kuriov menunjuk pada YESUS KRISTUS seperti dalam 1 korintus 8:6 …… eiv auton kai eiv kuriov ihsouv cristov.


Lebih Rinci lagi: Yesus Kristus adalah Tuhan dan tidak bisa dipisahkan dari makna ke-Allah-an, dengan demikian kita akan mengerti dengan jelas bunyi ayat Markus 12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa

perhatikan bagian terakhir Tuhan itu esa = Kurios itu esa= Yesus itu esa. Jadi dengan demikian sebagaimana kata Tuhan dan Allah tidak dipisahkan atau pengertiannya sama, bagian awal Markus 12:29…,TUHAN ALLAH kita,…. Maka YESUS tidak Terpisahkan sebagai Allah.


Ayat ini Menekankan:

Yohanes 14:10-11
Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.

Roma 11:36

Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!

Ayat terakhir:
Roma 15:6
sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus.




http://www.bersamadia.com/2010/03/allah-adalah-roh.html

Pernakah Yesus mengklaim diri sebagai Allah ?

Alkitab tidak pernah mencatat Yesus secara persis mengucapkan kalimat, “Saya adalah Allah.” Namun ini tidak berarti bahwa Dia tidak memproklamirkan bahwa Dia adalah Allah. Ambil sebagai contoh kata-kata Yesus dalam Yohanes 10:30, “Aku dan Bapa adalah satu." Sekilas sepertinya ini bukan sebuah pengakuan sebagai Allah. Namun coba perhatikan reaksi orang-orang Yahudi terhadap pernyataan Yesus, "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah" (Yohanes 10:33).

Orang-orang Yahudi memahami pernyataan Yesus sebagai pengakuan bahwa Dia adalah Allah. Dalam ayat-ayat berikutnya, Yesus tidak pernah mengoreksi apa yang dikatakan oleh orang-orang Yahudi dengan mengatakan, “Saya tidak mengklaim sebagai Allah.” Ini menunjukkan bahwa Yesus betul-betul berkata bahwa Dia adalah Allah dengan mengatakan, “Aku dan Bapa adalah satu." (Yohanes 10:30). Yohanes 8:58 adalah contoh lainnya. Yesus mengatakan, “Sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." Kembali, sebagai responnya, orang-orang Yahudi mengambil batu dan berusaha merajam Yesus (Yohanes 8:59). Mengapa orang-orang Yahudi berusaha merajam Yesus jikalau Dia tidak mengucapkan sesuatu yang mereka percaya sebagai penghujatan, yaitu mengakui diri sebagai Allah?

Yohanes 1:1 mengatakan, “Firman itu adalah Allah.” Yohanes 1:14 mengatakan, “Firman itu telah menjadi manusia.” Ini dengan jelas mengindikasikan bahwa Yesus adalah Allah dalam wujud manusia. Kisah Rasul 20:28 memberitahu kita, “… untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri” (Kisah Rasul 20:28). Siapa yang telah membeli gereja dengan darahNya sendiri? Yesus Kristus. Kisah Rasul 20:28 mengatakan bahwa Allah telah membeli gereja dengan darahNya sendiri. Karena itu Yesus adalah Allah!

Mengenai Yesus, Thomas, sang murid berseru, "Ya Tuhanku dan Allahku!" (Yohanes 20:28). Yesus tidak mengoreksi dia. Titus 2:13 mendorong kita untuk menantikan kedatangan Allah dan Juruselamat kita – Yesus Kristus (lihat pula 2 Petrus 1:1). Dalam Ibrani 1:8, Bapa berbicara mengenai Yesus, “Tetapi tentang Anak Ia berkata: `Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran.’”

Dalam Wahyu, malaikat menginstruksikan Rasul Yohanes untuk hanya menyembah kepada Allah (Wahyu 19:10). Beberapa kali dalam Alkitab Yesus menerima penyembahan (Matius 2:11; 14:33; 28:9, 17; Lukas 24:52; Yohanes 9:38). Dia tidak pernah menegur orang-orang yang menyembah Dia. Kalau Yesus bukan Allah, Dia pasti akan melarang orang-orang menyembah Dia, sama seperti malaikat dalam kitab Wahyu. Masih banyak lagi ayat-ayat Alkitab yang berbicara mengenai keillahian Yesus.

Alasan paling utama Yesus haruslah Allah adalah bahwa jikalau Dia bukan Allah, kematianNya tidak cukup untuk membayar hukuman dosa dunia (1 Yohanes 2:2). Hanya Allah yang sanggup membayar hukuman yang begitu besar. Hanya Allah yang dapat menanggung dosa seisi dunia (2 Korintus 5:21), mati dan dibangkitkan – membuktikan kemenanganNya atas dosa dan kematian.


Yesus adalah Allah, Apakah Yesus berdoa pada diri sendiri ?

Untuk memahami Yesus sebagai Allah dalam dunia berdoa kepada BapaNya yang adalah Allah di surga kita perlu mengerti bahwa Bapa yang kekal dan Anak yang kekal memiliki hubungan yang kekal sebelum Yesus menjadi manusia. Silahkan baca Yohanes 5:19-27, khususnya 5:23 di mana Yesus mengajarkan bahwa Bapa mengutus sang Anak (baca juga Yohanes 15:10). Yesus bukan baru menjadi Anak Allah ketika Dia dilahirkan di Betlehem bertahun-tahun yang lalu. Dari kekekalan, Yesus senantiasa adalah Anak Allah, sekarang dan untuk selamanya.

Yesaya 9:6 memberitahu kita bahwa seorang Putra telah diberikan dan seorang Anak dilahirkan. Yesus senantiasa merupakan bagian dari hubungan Tri-tunggal bersama dengan Roh Kudus. Ke Tri-tunggalan selalu ada, Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus. Bukan tiga allah, namun satu Allah yang berada sebagai tiga pribadi. Yesus mengajarkan bahwa Dia dan Bapa adalah satu (Yohanes 10:30). Yang dimaksudkan Yesus adalah bahwa Dia dan Bapa, dan tentunya Roh Kudus, memiliki substansi yang sama, esensi yang sama, Allah atau keillahian. Ketiga Pribadi yang setara ini berada sebagai Allah. Ketiganya sudah dan terus menerus memiliki hubungan yang kekal.

Yang terjadi adalah ketika Yesus, sang Anak Allah yang kekal menjadi manusia yang tak berdosa Dia juga mengambil wujud seorang hamba, meninggalkan kemuliaan surgawiNya (bdk. Filipi 2:5-11). Sebagai Allah-manusia, Dia belajar untuk taat (Ibrani 5:8) kepada BapaNya ketika Dia dicobai oleh Iblis, difitnah oleh manusia, ditolak oleh sesamaNya, dan akhirnya disalibkan. DoaNya kepada Bapa surgawinya adalah untuk meminta kuasa (Yohanes 11:41-42) dan hikmat (Markus 1:35; 6:46). Doanya memperlihatkan bahwa dalam kemanusiaanNya Dia bergantung kepada Bapa untuk menjalankan rencana BapaNya untuk penebusan (perhatikan doa Yesus sebagai Imam Besar dalam Yohanes 17); dan pada akhirnya tunduk kepada kehendak BapaNya di Taman untuk naik ke salib untuk membayar hutang dosa karena kita melanggar hukum Allah, yaitu kematian (Matius 26:31-46). Tentulah Dia bangkit secara fisik dari kubur, memenangkan pengampunan dan hidup kekal untuk kita yang menerima Dia sebagai Juruselamat secara pribadi.

Tidak ada masalah dengan sang Anak sebagai Allah berdoa atau bercakap-cakap dengan Bapa sebagai Allah. Sebagaimana yang telah disebutkan, mereka memiliki hubungan kekal sebelum Kristus menjadi manusia. Dalam kemanusiaanNya hubungan ini digambarkan dalam Injil sehingga kita dapat melihat bagaimana Anak Allah dalam kemanusiaanNya menjalankan kehendak BapaNya sehingga penebusan dapat tersedia bagi semua orang (Yohanes 6:38). Ketaatan Kristus secara terus menerus kepada Bapa surgawiNya diberikan kekuatan dan fokusnya terus dipelihara melalui kehidupan doaNya. Contoh doa Yesus disediakan untuk kita ikuti.

KeAllahan Yesus Kristus tidaklah berkurang ketika di dalam dunia Dia berdoa kepada Allah Bapa di surga. Dia menggambarkan bahwa sekalipun sebagai manusia yang tidak berdosa, adalah perlu untuk tetap memiliki kehidupan doa yang vital agar dapat menjalankan kehendak BapaNya. Yesus berdoa kepada Bapa menunjukkan hubunganNya, dalam ketritunggalan, dengan Bapa, dan menjadi contoh bagi kita, bahwa kita mesti bersandar kepada Allah melalui doa untuk kekuatan dan hikmat yang kita perlukan. Karena Kristus, sebagai Allah-manusia membutuhkan kehidupan doa yang bersemangat, demikian pula seharusnya para pengikut Kristus zaman ini!



Yesus adalah Allah, mengapa menderita dan mati ?

Yesaya 52:14 menyatakan, “Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia—begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi.” Yesus amat menderita selama diadili, disiksa dan disalibkan (Matius pasal 27, Markus pasal 15, Lukas pasal 23, Yohanes pasal 19). Sengeri apapun penderitaanNya secara fisik, itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan penderitaan rohani yang harus dijalaniNya. 2 Korintus 5:21, “ Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” Yesus menanggung dosa seluruh dunia di atas diriNya (1 Yohanes 2:2). Adalah dosa yang mengakibatkan Yesus berseru, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46). Jadi sekeji apapun penderitaan jasmaniah Yesus, itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Dia harus menanggung dosa-dosa kita – dan mati bagi dosa-dosa kita (Roma 5:8).

Yesaya 53, khususnya ayat 3 dan 5 menubuatkan penderitaan Yesus, “Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. “ Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” Mazmur 22:14-18 adalah bagian Alkitab lain yang menubuatkan penderitaan sang Mesias, “Seperti air aku tercurah, dan segala tulangku terlepas dari sendinya; hatiku menjadi seperti lilin, hancur luluh di dalam dadaku; kekuatanku kering seperti beling, lidahku melekat pada langit-langit mulutku; dan dalam debu maut Kauletakkan aku. Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku.”

Mengapa Yesus harus menderita separah itu? Sebagian orang memikirkan bahwa penderitaan Yesus secara jasmaniah adalah merupakan bagian dari hukuman yang ditanggungNya untuk dosa-dosa kita. Pada saat yang sama penganiayaan yang dialami oleh Yesus lebih berbicara keras mengenai kebencian dan kekejian umat manusia daripada mengenai hukuman Allah untuk dosa. Kebencian Iblis kepada Allah dan Yesus secara mutlak jelas merupakan bagian dari motivasi di balik penganiayaan dan perlakuan semena-mena itu. Penderitaan Yesus adalah contoh terutama mengenai apa yang dirasakan oleh manusia yang berdosa terhadap Allah (Roma 3:10-18).

Yesus harus menderita dan merasakan perih secara fisik manusiawi agar sempurnalah penebusan dosa yang diperbuat oleh manusia, Allah tidak mungkin menebus / turut menderita jika Dia tetap Allah!, Dia harus mati sebagai bukti maut dikalahkan! Ya Benar-benar di bangkit secara fisik sebagaimana kematiannya adalah kematian fisik. Dalam kesemuaan itu Yesus membuktikan Dia tetap Allah !

Filipi 2:5-8
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.



Hipostatik; Yesus = Allah 100% dan Manusia 100%

Kesatuan hipostatik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana Allah Putra, Yesus Kristus mengambil natur kemanusiaan, namun pada saat yang sama tetap merupakan Allah yang sempurna. Yesus selamanya adalah Allah (Yohanes 8:58; 10:30), namun dalam inkarnasi Yesus mengambil tubuh manusia – Dia menjadi manusia (Yohanes 1:14). Penambahan natur kemanusiaan kepada natur keillahian adalah Yesus, Allah-manusia. Inilah kesatuan hipostatik, Yesus Kristus, satu Pribadi, Allah yang sempurna dan manusia yang sempurna.

Kedua natur Yesus, kemanusiaan dan keillahian, tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Yesus selamanya adalah Allah-manusia, Allah yang sempurna dan manusia yang sempurna, dua natur yang berbeda dalam satu Pribadi. Kemanusiaan dan keillahian Yesus tidak bercampur, namun bersatu tanpa kehilangan keunikan identitas. Kadang Yesus berfungsi dengan keterbatasan sebagai manusia (Yohanes 4:6; 19:28), dan di waktu lain dengan kuasa keillahianNya (Yohanes 11:43; Matius 14:18-21). Dalam keduanya, tindakan-tindakan Yesus bersumber dari PribadiNya yang satu. Yesus memiliki dua natur, namun hanya satu pribadi atau kepribadian.

Doktrin kesatuan hipostatik adalah upaya untuk menjelaskan bagaimana Yesus dapat merupakan Allah dan manusia pada saat yang sama. Namun demikian, pada akhirnya ini adalah sebuah doktrin yang kita tidak mampu pahami secara sempurna. Adalah tidak mungkin bagi kita untuk dapat secara sempurna memahami cara kerja Allah. Kita, sebagai manusia yang terbatas, tidak bisa mengharapkan dapat memahami Allah yang tidak terbatas. Yesus adalah Anak Allah dalam pengertian Dia dilahirkan dari Roh Kudus (Lukas 1:35). Namun hal ini tidak berarti bahwa Yesus belum ada sebelum Dia dikandung. Yesus selalu ada (Yohanes 8:58, 10:30). Ketika Yesus dikandung, Dia menjadi manusia selain Dia adalah Allah (Yohanes 1:1, 14).

Yesus adalah Allah dan manusia. Yesus senantiasa adalah Allah, namun Dia tidak menjadi manusia sampai Dia dikandung di dalam diri Maria. Yesus menjadi manusia sehingga Dia dapat mengidentifikasikan diri dengan kita dalam kelemahan-kelemahan kita (Ibrani 2:17), dan yang lebih penting adalah sehingga Dia dapat mati di salib untuk membayar hutang dosa kita (Filipi 2:5-11). Secara singkat, kesatuan hipostatik mengajarkan bahwa Yesus adalah Allah dan manusia yang sempurna, bahwa tidak ada percampuran atau pengurangan dari salah satu natur tsb., dan bahwa Dia adalah Pribadi yang bersatu, untuk selamanya.



Yesus itu Tuhan

Yesus adalah Allah banyak membingungkan orang, oleh sebab itu saya mau berbagi kesaksian dan pengalaman yang Tuhan berikan kepada saya pribadi. Ketika seseorang mau mengenal orang lain maka hal yang terpenting adalah kita harus melihat asal-usul orang tersebut: begitu juga dengan Tuhan Yesus Kristus ketika kita mau mengetahui siapakah Yesus sebenarnya maka kita harus melihat asal usul-Nya.Yesus yang dikandung oleh perawan Maria adalah Roh Kudus dalam kitab

Matius 1:18 "Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut:pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan denga Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suaimi istri.


Ayat ini dengan jelas memperlihatkan Yesus Kristus adalah juga Roh Kudus karena anak yang dikandung oleh perawan Maria adalah Roh Kudus/ Roh Allah. Dari pernyataan ini dengan jelas dan tegas Yesus adalah juga Allah ibarat bibit mangga akan tumbuh pohon mangga juga. Fakta dan kenyataan ini tidak mungkin dapat dibantah oleh siapapun, bahkan Agama lain dalam kitabnya mempercayai nabi Isa/Yesus adalah Rohullah atau Roh Allah.

Kebingungan timbul ketika seseorang mau mengenal dan memperkenalkan seseorang dengan menjelaskan jabatan dan panggilan orang tersebut sehingga kebenaran orang tersebut semakin kabur. Kebanyakan pedeta dan orang-orang Kristen memperkenalkan Yesus Kristus dengan karya-karyanya semasa Yesus hidup kemudian jabatan Yesus ini dijadikan kebenaran Pribadi-Nya, inilah kesalahan terbesar karena jabatan dan panggilan dijadikan asal usulnya maka kebenaran akan Yesus semakin kabur dan membingung orang lain.

Yesus adalah Allah adalah fakta dan kebenaran! yang tidak mungkin terbantahkan, sehingga Allah sudah menubuatkan kebenaran ini didalam kitab

Yesaya 35:4-6 "Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati:\"Kuatkanlah hati, janganlah takut!Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah, IA SENDIRI DATANG MENYELAMATKAN KAMU ".
Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan orang-orang tuli akan dibuka. Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; ayat tersebut diatas dengan jelas memperlihatkan: Allah datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia, yang tidak dapat diterima oleh manusia kenapa Allah lahir dan menjadi manusia yang amat sangat sederhana? Allah bisa saja menjadi makhluk dan manusia yang memiliki kekutan yang amat sangat berkuasa sehingga banyak orang yang lebih percaya akan Dia.

Alasan Allah menjadi manusia adalah untuk menebus dosa manusia pertama yaitu Adam dan Hawa yang jatuh dalam dosa. untuk memulihkan hubungan manusia dan Allah hanya mungkin dilakukan pengorbanan manusia yang tidak berdosa (manusia suci), tetapi dikatakan Alkitab bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa, maka tidak mungkin manusia mampu menyelamatkan manusia lain kecuali manusia yang suci ibarat manusia buta yang dllahirkan dalam keadaan buta, obata apapun dan dokter darimanapun tidak akan mampu dan sanggup untuk menyembuhkannya kecuali dengan menggantikan mata yang buta itu dengan mata yang sempurna dan sehat tanpa cacat, begitu juga dengan manusia sudah berdosa hanya mungkin dipulihkan dengan pengorbanan manusia yang suci tanpa cacat dan cela. Yesus adalah manusia yang suci karena Ia adalah Roh Kudus; Roh Kudus adalah Roh Suci, tidak mungkin suci itu berdosa maka Yesus adalah manusia yang suci.

Penulis: Armin
Email: armin.kwan@yahoo.co.id

Yesus Kristus dalam Perjanjian Lama, ada ?

Ada banyak nubuat Perjanjian Lama mengenai Yesus Kristus. Beberapa penafsir menempatkan jumlah nubuat Mesianis pada angka ratusan. Berikut ini adalah nubuat-nubuat yang dianggap paling jelas dan penting. Mengenai kelahiran Yesus: Yesaya 7:14, “Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.” Yesaya 9:6, “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.” Mikha 5:2, “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.”

Mengenai pelayanan dan kematian Yesus: Zakharia 9:9, “Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.” Mazmur 22:16-18, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku.”

Kemungkinan nubuat yang paling jelas mengenai Yesus, dan sudah pasti yang paling panjang, adalah keseluruhan pasal ke 53 dari kitab Yesaya. Yesaya 53:3-7, “ Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.”

Nubuat “tujuhpuluh tujuh” dalam Daniel pasal 9 menubuatkan tanggal yang persis di mana Yesus, sang Mesias akan “disingkirkan.” Yesaya 50:6 dengan akurat menggambarkan siksaan yang dialami oleh Yesus. Zakharia 12:!0 menubuatkan “ditikamnya” Mesias, yang terjadi setelah Yesus mati di atas salib. Masih banyak contoh yang dapat disajikan, namun apa yang ada sudah cukup. Perjanjian Lama sangat jelas menubuatkan kedatangan Yesus sebagai Mesias.



10 ALASAN UNTUK MEMPERCAYAI ALLAH MENJADI MANUSIA

1. Seorang Perawan Mengandung

2. Seorang Nabi Perjanjian Lama Menubuatkan tentang Pribadi Allah-Manusia

3. Para Malaikat Mengumumkan Kelahiran Tersebut

4. Suatu Tanda Muncul di Langit

5. Waktunya Tepat

6. Yesus Mengklaim Diri-Nya Setara dengan Allah

7. Sahabat-Sahabat-Nya Menyembah Dia

8. Musuh-Musuh Yesus Menuduh Dia Menghujat Allah

9. Mujizat-Mujizat-Nya Mendukung Pernyataan-Pernyataan-Nya

10. Kepergian-Nya Lebih Besar/Agung daripada Kedatangan-Nya



1. SEORANG PERAWAN MENGANDUNG

Jika Maria berkata benar, maka bayinya tidak mempunyai ayah manusia. Ia menyatakan bahwa seorang malaikat telah menampakkan diri kepadanya dan memberitahu dia bahwa ia akan mengandung seorang putra dari Roh Allah, dan bahwa anak ini, yang harus dinamainya Yesus, akan menjadi Putra Allah. (Luk 1:26-35) Jika Maria berbohong, maka malam kelahiran Yesus tidaklah kudus, dan satu-satunya yang diam adalah kebenaran. Tetapi, bagaimana kita bisa mengetahuinya? Bagaimana kita bisa menganggap serius suatu kisah yang biasanya dianggap pantas ditertawakan karena tidak dipercayai. Jawabannya ada dalam bagian selanjutnya. Jika tidak ada saksi-saksi ataupun bukti-bukti, kita bisa mengabaikan pernyataan-pernyataan Maria. Jika kehidupan putranya sama saja dengan kehidupan lainnya, pernyataannya tentang kelahiran dari seorang perawan akan menjadi hal termudah untuk dihilangkan dari seluruh kisah.


2. SEORANG NABI PERJANJIAN LAMA MENUBUATKAN TENTANG PRIBADI ALLAH-MANUSIA

Apa yang kita ketahui adalah bahwa dalam abad ke-7 Sebelum Masehi, nabi Yesaya menubuatkan tentang seorang Hamba Tuhan yang akan memerintah dunia pada hari-hari yang terakhir. Ia menggambarkan suatu hari di mana seluruh bumi akan berdamai dan segala bangsa akan mendaki ke Yerusalem untuk menyembah Allah (Yes 2). Yesaya mengumumkan, "Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai" (Yes 9:6). Yesaya juga memberikan suatu nubuat misterius yang hanya digenapi sebagian pada masa hidupnya. Nubuat tersebut diawali dengan, "Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamai Dia Imanuel" (Yes 7:14). Imanuel berarti "Tuhan beserta kita."


3. PARA MALAIKAT MENGUMUMKAN KELAHIRAN TERSEBUT

Di padang para gembala di luar Betlehem, sekelompok saksi menjadi jembatan antara Yesaya dan Maria. Menurut catatan Perjanjian Baru, (Luk 2:8-14) para gembala Yahudi yang ketakutan dikunjungi oleh seorang malaikat yang mengumumkan kelahiran Mesias yang sudah lama dinanti-nantikan Israel. Malaikat itu berkata, "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan" (Luk 2:10-12). Sebagaimana yang diberitakan oleh para gembala, langit dipenuhi dengan para malaikat yang memuji Allah dan berkata, "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya"


4. SUATU TANDA MUNCUL DI LANGIT

Menurut Perjanjian Baru, sebuah cahaya di langit memberikan kredibilitas tambahan untuk Maria. Sekelompok orang Majus dari Timur mengikuti sebuah "tanda menyerupai bintang" ke Betlehem, kota Yahudi. Yang mereka temukan adalah seorang anak yang mereka percayai sebagai Mesias Yahudi yang telah lama dinantikan. Selama ratusan tahun, para nabi Perjanjian Lama telah membicarakan tentang "sebuah Bintang" dan "suatu Tongkat Kerajaan" yang akan muncul dari Israel. (Bil 24:17) Perjanjian Lama juga menubuatkan seorang pemimpin Israel yang akan muncul dari Betlehem, seorang pemimpin "yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala." (Mik 5:2)


5. WAKTUNYA TEPAT

Banyak orang percaya bahwa orang Majus yang menyembah Yesus setelah kelahiran-Nya datang dari daerah Babilonia. Jika demikian, mereka mungkin saja memiliki akses kepada nubuatan seorang nabi Yahudi bernama Daniel. Selama masa pembuangan di Babilonia 400 tahun sebelumnya, Daniel menerima suatu visi yang memungkinkan perhitungan kedatangan Mesias Yahudi. Menurut visi Daniel, dari perintah untuk membangun kembali bait suci (458 atau 444 Sebelum Masehi), 69 kali "tujuh" masa akan diikuti oleh kedatangan dan kematian Sang Mesias. (Dan 7:13-14; 9:24-27) Sebagian orang percaya bahwa nubuatan ini meperkirakan jumlah hari yang tepat sampai masuknya Yesus ke Yerusalem. (Untuk keterangan lebih lanjut, lihat terbitan RBC berjudul "The Daniel Papers", Q1207)


6. YESUS MENGKLAIM DIRI-NYA SETARA DENGAN ALLAH

Sebagian orang menganggap bahwa Yesus tidak pernah mengklaim bagi diri-Nya seperti apa yang dinyatakan oleh para pengikut-Nya. Namun kegemparan yang meliputi kehidupan-Nya dapat dijelaskan dengan sangat baik oleh pernyataan berulang-Nya tentang kesatuan-Nya dengan Allah. Yohanes, salah satu penulis Injil, mengutip perkataan Yesus, "... sebelum Abraham jadi, AKU ADA" (Yoh 8:58). (Dalam Kel 3:14, nama AKU ADA dipakai Allah untuk memperkenalkan diri-Nya kepada Musa.) Yohanes juga mengutip Yesus mengatakan, "Aku dan Bapa adalah Satu" (Yoh 10:30) dan "Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia" (Yoh 14:7). Menurut Injil, Yesus berkata bahwa mengasihi atau membenci Dia, atau menerima atau menolak Dia sama dengan mengasihi atau membenci, menerima atau menolak Bapa-Nya di surga.


7. SAHABAT-SAHABAT-NYA MENYEMBAH DIA

Ketika Tomas, salah satu murid Yesus, melihat Kristus yang bangkit, ia menyerukan, "Ya Tuhanku dan Allahku." (Yoh 20:28) Bertahun-tahun kemudian, teman dekat dan pengikut Yesus, Yohanes, menuliskan, "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.... Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran." (Yoh 1:1-3, 14) Sahabat lainnya, Petrus, dalam salah satu suratnya kepada gereja mula-mula, menyebut para pembacanya sebagai "mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus". (2Pe 1:1)


8. MUSUH-MUSUH YESUS MENUDUH DIA MENGHUJAT ALLAH

Sebagian orang menganggap bahwa Yesus tidak pernah mengklaim bagi diri-Nya seperti apa yang dinyatakan oleh para pengikut-Nya. Namun kegemparan yang meliputi kehidupan-Nya dapat dijelaskan dengan sangat baik oleh pernyataan berulang-Nya tentang kesatuan-Nya dengan Allah. Yohanes, salah satu penulis Injil, mengutip perkataan Yesus, "... sebelum Abraham jadi, AKU ADA" (Yoh 8:58). (Dalam Kel 3:14, nama AKU ADA dipakai Allah untuk memperkenalkan diri-Nya kepada Musa.) Yohanes juga mengutip Yesus mengatakan, "Aku dan Bapa adalah Satu" (Yoh 10:30) dan "Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia" (Yoh 14:7). Menurut Injil, Yesus berkata bahwa mengasihi atau membenci Dia, atau menerima atau menolak Dia sama dengan mengasihi atau membenci, menerima atau menolak Bapa-Nya di surga.


9. MUJIZAT-MUJIZAT-NYA MENDUKUNG PERNYATAAN-PERNYATAAN-NYA

Ketika Tomas, salah satu murid Yesus, melihat Kristus yang bangkit, ia menyerukan, "Ya Tuhanku dan Allahku." (Yoh 20:28) Bertahun-tahun kemudian, teman dekat dan pengikut Yesus, Yohanes, menuliskan, "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan .... Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran." (Yoh 1:1-3, 14) Sahabat lainnya, Petrus, dalam salah satu suratnya kepada gereja mula-mula, menyebut para pembacanya sebagai "mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus." (2Pe 1:1)


10. KEPERGIAN-NYA LEBIH BESAR/AGUNG DARIPADA KEDATANGAN-NYA

Sahabat-sahabat Yesus bisa saja ingin mempercayai bahwa Ia lebih dari seorang manusia, tetapi musuh-musuhnya tidak. Pemimpin-pemimpin agama Israel dipermalukan bila berpikir bahwa orang yang sama yang telah menuduh mereka sebagai orang munafik, para pemimpin buta yang menuntun orang buta, juga akan menyatakan bahwa Ia mengampuni dosa, berbicara tentang Allah sebagai Bapa-Nya, dan bahkan berkata bahwa Ia adalah satu dengan Allah. Dalam lebih dari satu kesempatan, para pemimpin Israel mengambil batu untuk membunuh Yesus sambil berkata, "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah." (Yoh 10:33)


ANDA TIDAK SENDIRIAN bila Anda memiliki perasaan yang bercampur ketika Anda memikirkan tentang bukti yang mengelilingi kehidupan Yesus. Anda mungkin merasa terdorong untuk percaya bahwa Yesus adalah Putra Allah, tetapi Anda tidak yakin akan hubungan Anda dengan Dia. Jika memang demikian, yakinlah akan hal ini: Jika Anda menerima Dia, Ia akan menerima Anda. Jika Anda mau menerima tawaran-Nya akan pengampunan, kehidupan kekal, dan adopsi/penerimaan ke dalam keluarga Allah, Ia akan menjadi Juruselamat, Guru, dan Tuhan Anda.


Bila Anda belum pernah menerima Yesus demikian, kami mendorong Anda untuk dengan teliti membaca ayat-ayat Perjanjian Baru dari Rom 3:23 (yang berkata bahwa semua orang telah berbuat dosa), Rom 6:23 (yang berkata bahwa upah dosa ialah kematian rohani, keterpisahan dari Allah), dan Rom 10:13 (yang menjamin kita bahwa semua orang yang menyebut nama Tuhan Yesus akan diselamatkan). Untuk menerima karunia Allah, Anda dapat berdoa demikian: "Ya Allah, saya tahu bahwa saya adalah seorang berdosa. Saya tidak dapat menyelamatkan diri saya sendiri. Saya percaya Yesus mati di atas kayu salib untuk dosa-dosa saya. Saya percaya Ia bangkit dari kematian untuk menyatakan kehidupan-Nya melalui semua orang yang percaya kepada-Nya. Saya sekarang menerima Dia sebagai Juruselamat saya. Saya menerima tawaran-Mu akan pengampunan dan kehidupan kekal. Terima kasih, ya Bapa. Dalam nama Yesus saya berdoa. Amin."


Silakan menghubungi kami untuk memperoleh informasi lebih lanjut tentang bagaimana bertumbuh di dalam kehidupan Anda yang baru sebagai anak Allah. Juga, berdoa kepada Allah untuk memimpin Anda kepada suatu gereja yang dengan setia mengajarkan Alkitab dalam semangat kasih dan keserupaan dengan Kristus. Anda telah menerima hadiah terbesar, hadiah yang dibeli oleh Allah sendiri, dan ditunjukkan hanya untuk Anda.


© 2000-2004 RBC Ministries Asia, Ltd.





http://www.bersamadia.com/2010/06/10-alasan-untuk-mempercayai-allah.html

Selasa, 10 Agustus 2010

ALLAH TRITUNGGAL

ALLAH BAPA


Dalam Kekristenan, Allah disebut "Bapa" dalam pengertian yang tidak pernah dikenal sebelumnya, selain sebagai Pencipta dan Pemelihara ciptaan, dan Pelindung bagi anak-anak-Nya, umat-Nya. Bapa dikatakan mempunyai hubungan yang kekal dengan Anak Tunggal-Nya, Yesus. Hal ini menyiratkan suatu hubungan yang eksklusif dan akrab yang menjadi hakikat-Nya yang khas: "...tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya" (Matius 11:27). Dalam teologi Kristen, ini adalah ungkapan dari pengertian tentang Bapa yang menjadi hakikat sifat Allah, suatu hubungan yang kekal. Bentuk dominan dari teologi ini menyatakan bahwa hubungan ini merupakanmisteri Kristen yang disebut Tritunggal.

Roma 8 : 14 - 17, "Semua orang, yang dipimpin oleh Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah." Dari penggalan surat Paulus kepada jemaat di Roma tsb, bahwa yang disebut anak Allah bukanlah semua orang, melainkan orang yang dipimpin Roh Allah. Jadi orang yang disebut 'anak Allah', memperoleh status itu semata-mata karena kasih karunia Allah kepadanya, bukan karena usaha atau kebaikan orang itu, melainkan hanya anugrah semata.

Bagi orang Kristen, hubungan Allah Bapa dengan manusia adalah bagaikan seorang ayah dengan anak-anaknya. Jadi, orang-orang yang terpilih oleh kasih karunia Allah disebut sebagai anak-anak Allah (Bandingkan dengan 1Petrus2:9). Bagi orang Kristen, hubungan Allah Bapa dengan umat manusia adalah laksana hubungan antara Pencipta dengan ciptaan-Nya, dan dalam hubungan itu, Ia adalah Bapa dari semuanya. Dalam pengertian ini, Perjanjian Baru mengatakan bahwa gagasan tentang keluarga berasal dari Allah Bapa (Efesus 3:15). Jadi, Allah sendiri adalah model bagi keluarga.

Namun demikian, orang Kristen percaya bahwa mereka dijadikan partisipan di dalam hubungan yang kekal antara Bapa dan Anak, melalui Yesus Kristus. Orang Kristen menyebut diri mereka anak-anak Allah melalui pengangkatan:

Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak. Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah. (Galatia 4:4-7)

ALLAH ANAK


Allah Anak atau Anak Allah atau Anak Manusia atau Anak Daud atau Anak Domba Allah dalam teologi Kristen adalah satu gelar yang diberikan kepada Yesus. Bersama dengan Allah Bapa danAllah Roh Kudus disebut dengan Tritunggal. Allah Anak juga disebut dengan Juru Selamat, Mesias (Raja), Kristus.

ALLAH ROH KUDUS


Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.Roh Kudus (dalam bahasa Ibrani רוח הקודש Ruah haqodesh) hanya dipercayai oleh umat Kristianidan adalah Pribadi penolong yang memimpin kita, dalam bentuk Roh (pneuma bhs. Yunani: πνεύμα) yang dijanjikan oleh Yesus sebelum kenaikannya kesurga (tertulis dalam kitab Kisah Para Rasul 1:6-9).

Menurut ajaran Kristiani, seorang Kristen memiliki Roh Kudus di dalam dirinya. Roh tersebut berfungsi sebagai penolong, pemimpin, penghibur, dan teman yang setia. Roh Kudus menuntun umat Kristiani agar hidup sejalan dengan kehendak Tuhan. Roh Kudus juga merupakan penghubung antara umat Kristianidengan Allah.


Roh Kudus di dalam Alkitab


Orang Kristen percaya bahwa Roh Kuduslah yang menyebabkan orang percaya kepada Yesus. Dia pulalah yang memampukan mereka menjalani hidup Kristen. Roh tinggal di dalam diri setiap orang Kristen sejati. Setiap tubuh orang Kristen adalah Bait Suci tempat tinggal Roh (1 Korintus 3:16). Roh Kudus digambarkan sebagai 'Penghibur' atau 'Penolong' (paracletus dalam bahasa Latin, yang berasal dari bahasa Yunani, parakletos), dan memimpin mereka dalam jalan kebenaran. Karya Roh di dalam kehidupan seseorang dipercayai akan memberikan hasil-hasil yang positif, yang dikenal sebagai Buah Roh.

Rasul Paulus mengajarkan bahwa seorang pengikut Kristus haruslah dapat dikenali melalui buah Roh, yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Galatia 5:22-23).

Orang Kristen juga percaya bahwa Roh Kudus jugalah yang memberikan karunia-karunia (kemampuan) khusus kepada orang Kristen, yang antara lain meliputi karunia-karunia karismatik seperti nubuat, berbahasa Roh, menyembuhkan, dan pengetahuan.

Orang Kristen arus utama yang berpandangan sesasionisme percaya bahwa karunia-karunia ini hanya diberikan pada masa Perjanjian Baru. Orang Kristen percaya hampir secara universal bahwa "karunia-karunia roh" yang lebih duniawi masih berfungsi pada masa kini, antara lain karunia pelayanan, mengajar, memberi, memimpin, dan kemurahan (lih. mis. Roma 12:6-8). Dalam sekte-sekte Kristen tertentu, pengalaman Roh Kudus digambarkan sebagai "pengurapan". Di kalangan gereja-gereja Afrika-Amerika, pengalaman bersama Roh Kudus digambarkan sebagai suatu "kesukacitaan".

Orang Kristen percaya bahwa Roh Kuduslah yang dimaksudkan Yesus ketika ia menjanjikan "Penghibur" (artinya, "yang memberikan kekuatan) dalamYohanes 14:26. Setelah kebangkitan, Yesus berkata kepada murid-muridnya bahwa mereka akan "membaptiskan dengan Roh Kudus", dan akan menerima kuasa untuk peristiwa itu (Kisah 1:4-8). Janji ini digenapi dalam peristiwa-peristiwa yang dilaporkan dalam Kisah ps. 2.

Pencurahan Roh Kudus terjadi pada hari Pentakosta, sepuluh hari setelah kenaikan Yesus ke surga atau lima puluh hari setelah peristiwa kebangkitanYesus dari kematian. Peristia ini terjadi di Yerusalem pada sebuah ruang atas. Angin yang keras bertiup, lalu lidah-lidah api tampak di atas kepala para muridYesus. Banyak orang yang kemudian mendengar para murid itu berbicara, masing-masing dalam bermacam-macam bahasa. Menurut Alkitab, murid-muridYesus pada hari mereka menerima Roh Kudus mampu mempertobatkan tiga ribu jiwa. Masing-masing memberi dirinya dibaptis (Kitab Kisah Para Rasulpasal 2).

Dalam Injil Yohanes, penekanannya tidaklah terutama pada apa yang dilakukan oleh Roh Kudus bagi Yesus, melainkan pada kisah penganugerahan Roh kepada murid-muridnya. Kristologi "tinggi" ini, yang paling berpengaruh dalam perkembangan doktrin Trinitarian yang belakangan, memandang Yesus sebagai domba kurban. Ia telah datang di antara manusia untuk menganuerahkan Roh Allah kepada umat manusia.

Meskipun bahasa yang digunakan untuk melukiskan bagaimana Yesus menerima Roh di dalam Injil Yohanes paralel dengan laporan-laporan di dalam ketiga Injil yang lainnya, Yohanes mengisahkan kejadian ini dengan maksud untuk memperlihatkan bahwa Yesus secara khusus memiliki Roh dengan tujuan menganugerahkan Roh itu kepada para pengikutnya, mempersatukan mereka dengan dirinya, dan di dalam dia juga mempersatukan mereka dengan Bapa. (Lihat Raymond Brown, "The Gospel According to John", bab tentang Pneumatology). Dalam Yohanes, karunia Roh itu sama dengan kehidupan yang kekal, pengetahuan tentang Allah, kuasa untuk menaati, dan persekutuan satu dengan yang lainnya dan dengan Sang Bapa.


Pandangan Kristen tentang Roh Kudus


Pentakostalisme

Gerakan Kristen yang disebut Pentakostalisme memperoleh namanya dari peristiwa Pentakosta, yaitu pencurahan Roh Kudus ketika murid-murid Yesus berkumpul di Yerusalem.

Gerakan Pentakostal memberikan penekanan khusus terhadap Roh Kudus, dan percaya bahwa Roh Kudus masih dicurahkan hingga sekarang. Banyak penganut Pentakosta yang percaya akanBaptisan Roh Kudus, yang diartikan sebagai peristiwa di mana kuasa Roh diterima oleh orang Kristen dalam cara yang baru. Dalam hal ini orang tersebut dimampukan untuk membuat tanda-tanda, mujizat dan hal-hal ajaib lainnya yang dimaksudkan untuk pemberitaan Injil. Banyak pemeluk Pentakosta yang juga percaya bahwa sebuah tanda yang jelas tentang pemberian karunia ini (baptisan Roh) adalah kemampuan untuk berbicara dalam bahasa roh.


Gereja Katolik

Katekismus Gereja Katolik menyatakan hal-hal berikut dalam alinea pertama yang menjelaskan Pengakuan Iman Rasuli Aku percaya akan Roh Kudus, demikian: "Tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah" (1 Kor 2:11). Roh yang mewahyukan Allah itu, membuat kita mengenal Kristus, Sabda-Nya yang hidup; tetapi ia tidak berbicara tentang diri-Nya sendiri. Ia, yang "bersabda melalui para nabi", membuat kita mendengarkan Sabda Bapa. Tetapi kita tidak mendengarkan Dia sendiri. Kita hanya mendengarkan Dia secara tidak langsung, bila ia mewahyukan Sabda kepada kita dan mempersiapkan kita, menerima-Nya dalam iman. Roh kebenaran, yang "mengungkapkan" Kristus bagi kita, tidak berbicara "dari diri-Nya sendiri" (Yoh 16:13). Sikap rendah hati yang ilahi ini menjelaskan, mengapa "dunia tidak dapat menerima-Nya, karena ia tidak melihat-Nya dan tidak mengenal-Nya", sedangkan mereka yang percaya kepada Kristus mengenal-Nya, karena Ia menyertai mereka (Yoh 14:17).

Tentang hubungan Roh Kudus dengan Gereja, Katekismus menyatakan: "Perutusan Kristus dan Roh Kudus terlaksana di dalam Gereja, Tubuh Kristus dan kanisah Roh Kudus... Jadi perutusan Gereja tidak ditambah pada perutusan Kristus dan Roh Kudus, tetapi adalah sakramen mereka. Sesuai dengan seluruh hakikatnya dan dalam semua anggotanya, Gereja itu diutus untuk mewartakan misteri persekutuan dengan Tritunggal Mahakudus ... Karena Roh Kudus adalah urapan Kristus, maka Kristus, Kepala Tubuh, memberikan-Nya kepada anggota-anggota-Nya, untuk memelihara mereka, menyembuhkan mereka, menyelaraskan mereka dalam fungsinya yang berbeda-beda, menggairahkan mereka, mendorong mereka untuk memberikan kesaksian, dan mengikutsertakan mereka dalam penyerahan-Nya kepada Bapa dan dalam doa permohonan-Nya untuk seluruh dunia. Oleh Sakramen-sakramen Gereja, Kristus membagi-bagikan kepada anggota Tubuh-Nya Roh Kudus-Nya yang menguduskan.

Katekismus juga mendaftarkan berbagai lambang Roh Kudus di dalam Kitab Suci:

  • Air - melambangkan tindakan Roh Kudus dalam upacara Pembaptisan. "Dibaptis dalam satu Roh", kita juga "diberi minum dari satu Roh" (1 Kor. 12:13). Jadi Roh dalam pribadi-Nya adalah air yang menghidupkan, yang mengalir, dari Kristus yang disalibkan (Yoh. 19:34; 1 Yoh. 5:8) dan yang memberi kita kehidupan abadi. (Bdk. Yoh. 4:10-14; 7:38; Kel. 17:1-6; Yes. 55:1; Zakh. 14:8; 1 Kor 10:4; Why. 21:6; 22:17)
  • Urapan - salah satu lambang Roh Kudus adalah juga urapan dengan minyak, malahan sampai ia menjadi sinonim dengan-Nya. (Bdk. 1 Yoh. 2:20-27; 2 Kor 1:21) Dalam inisiasi Kristen, urapan adalah tanda sakramental dalam Sakramen Penguatan, yang karenanya dinamakan "Khrismation" dalam Gereja-gereja Timur. Tetapi untuk mengerti sepenuhnya bobot nilai dari lambang ini, orang harus kembali ke urapan pertama, yang Roh Kudus kerjakan: Urapan Yesus. "Khristos" (terjemahan dari perkataan Ibrani "Mesias") berarti yang "diurapi dengan Roh Allah".
  • Api - melambangkan daya transformasi perbuatan Roh Kudus. Dalam "lidah-lidah seperti api" Roh Kudus turun alas para Rasul pada pagi hari Pentakosta dan memenuhi mereka (Kis 2:3-4).
  • Awan dan sinar - Roh turun alas Perawan Maria dan "menaunginya", supaya ia mengandung dan melahirkan Yesus (Luk. 1:35). Di atas gunung transfigurasi Ia datang dalam awan, "yang menaungi" Yesus, Musa, Elia, Petrus, Yakobus dan Yohanes, dan "satu suara kedengaran dari dalam awan: Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia" (Luk 9:34-35).
  • Meterai - Meterai adalah sebuah lambang, yang erat berkaitan dengan pengurapan. Kristus telah disahkan oleh "Bapa dengan meterai-Nya" (Yoh. 6:27; bdk. 2 Kor 1:22; Ef 1:13; 4:3) dan di dalam Dia, Bapa juga memeteraikan tanda milik-Nya atas kita. Karena gambaran meterai (bahasa Yunani "sphragis") menandaskan akibat pengurapan Roh Kudus yang tidak terhapuskan dalam penerimaan Sakramen Pembaptisan, Penguatan, dan Tahbisan, maka ia dipakai dalam beberapa tradisi teologis untuk mengungkapkan "karakter", yang tidak terhapuskan, tanda yang ditanamkan oleh ketiga Sakramen yang tidak dapat diulangi itu.
  • Jari - "Dengan jari Allah" Yesus mengusir setan (Luk. 11:20). Sementara perintah Allah ditulis dengan "jari Allah" atas loh-loh batu (Kel. 31:18), "surat Kristus" yang ditulis oleh para Rasul, "ditulis dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging yaitu di dalam hati manusia" (Kel. 31:18; 2 Kor. 3:3).
  • Merpati - Waktu Kristus naik dari air Pembaptisan-Nya, Roh Kudus - dalam rupa merpati - turun atas-Nya dan berhenti di atas-Nya.

Ortodoks

Ortodoks Timur memberitakan bahwa Sang Bapa adalah sumber keilahian yang kekal, dan daripada-Nya dilahirkanlah Sang Anak secara kekal dan juga daripada-Nya keluar Roh Kudus secara kekal. Doktrin Ortodoks mengenai Tritunggal Kudus diringkaskan dalam Lambang Iman (Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel).


Dispensasionalisme

Menurut dispensasionalisme (sebuah istilah ejekan yang diberikan oleh banyak kelompok modernis di dalam batas-batas ortodoksi injili), kita hidup pada Zaman Roh, atau zaman Gereja. MasaPerjanjian Lama, menurut pandangan ini, dapat disebut sebagai Zaman Allah Bapa, atau zaman hukum Musa. Periode yang dicakup oleh Injil disebut sebagai Zaman Allah Anak. Sejak Pentakosta hingga kedatangan Yesus yang kedua kali disebut Zaman Roh atau zaman Gereja.

Hukum Musa masih berlaku hingga masa Yesus Kristus (pribadi kedua dari Tritunggal) mati pada salib orang Romawi, dikuburkan dan bangkit dari antara orang mati (1 Korintus 15:1-5). Zaman Gereja sepenuhnya dimulai pada Pentakosta ketika para murid dikaruniai Roh Kudus, dan diutus oleh-Nya untuk mendirikan Gereja-Nya di seluruh dunia.

Zaman Gereja digambarkan dekat dengan kedatangan Yesus yang kedua kali.


Ranting Daud

Persekutuan Advent Hari Ketujuh Ranting Daud dan yang lain-lainnya, menganggap Roh Kudus sebagai Ibu. Mereka menafsirkannya berdasarkan bahasa Ibrani, dan bukan dari bahasa Yunani atauLatin. Mereka juga percaya bahwa para Dewi purba (dan modern), serta penghormatan terhadap Bunda Maria oleh umat Katolik, didasarkan pada kebenaran ini. Kadang-kadang mereka menggunakan nama "Sofia" untuk Roh Kudus. Namun pandangan ini dipertikaikan karena orang Kristen pada umumnya menganggap Alkitab sebagai Firman Allah dan Kebenaran yang tidak berubah dan infalibel, dan baik Perjanjian Lama maupun Baru sama-sama penting dan benar. Memang Perjanjian Lama diterjemahkan dari teks bahasa Ibrani, namun kata Ibrani untuk "Dewi" juga berarti "kekejian", yang seringkali digunakan untuk merujuk kepada Dewi Astarte. Lihat "Pengucapan bahasa Ibrani" di bawah "Astarte" di sini: [1]

Almarhum Lois Roden, bekas presiden organisasi Ranting Daud, mulai mengajarkan aspek Roh Kudus ini pada tahun 1977. Dengan demikian kaum Ranting Daud memahami adanya "Keluarga" di surga (Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Ibu, yaitu Roh Kudus), yang cerminannya terlihat jelas di muka bumi.


Pandangan Kristen Non-Tritunggal

Dalam kepercayaan banyak agama non-tritunggal - seperti misalnya Unitarian dan Saksi Yehuwa - Roh Kudus adalah Roh Allah atau kekuatan yang aktif dari Allah, dan bukan sebuah pribadi tersendiri. Dalam Gereja Mormon, Roh Kudus dianggap sebagai anggota ketiga dan tersendiri dalam Allah, sebagai keberadaan yang terpisah dari Sang Bapa dan Sang Anak, dan mempunyai tubuh rohani (sementara Sang Bapa dan Sang Anak adalah individu yang telah dibangkitkan dan memiliki tubuh yang kekal dengan tulang dan daging seperti manusia).

Menurut mereka yang berpegang pada pandanagn minoritas tentang Binitarianisme, Roh Kudus bukanlah keberadaan yang tersendiri, sementara Sang Bapa dan Sang Anak adalah dua Keberadaan. Salah satu kelompok seperti itu, Gereja Allah yang Hidup mengajarkan hal ini tentang Roh Kudus, "Roh Kudus, adalah hakikat yang sejati, pikiran, kehidupan dan kuasa Allah. Ia bukanlah suatu Keberadaan. Roh Kudus ada bersama Sang Bapa dan Sang Anak, dan memancar keluar dari Mereka ke seluruh alam semesta (1 Raja-raja 8:27; Mazmur 139:7; Yeremia 23:24). Melalui Roh inilah Allah menciptakan segala sesuatu (Kejadian 1:1-2; Wahyu 4:11). Ia adalah kuasa yang digunakan Kristus untuk memelihara alam semesta (Ibrani 1:2-3). Ia diberikan kepada semua orang yang telah bertobat dari dosa-dosanya dan yang telah dibaptiskan (Kisah 2:38-39) dan merupakan kuasa (Kisah 1:8; 2 Timotius 1:6-7) yang dengannya orang-orang percaya dapat menjadi "pemenang" (Roma 8:37, KJV; Wahyu 2:26-27) dan akan dipimpin ke kehidupan yang kekal" (Pernyataan Resmi tentang Dasar Kepercayaan).

Pandangan bahwa Roh Kudus bukanlah pribadi yang terpisah telah dianggap sesat oleh Kekristenan arus utama. Misalnya, Epifanius dari Salomis merujuk kepada sebagian dari mereka sebagai Semi-Arianis dan Pneumatomachi dan menyebut mereka, "Sebangsa monster, manusia yang berhakikat ganda dan setengah jadi... kaum Semi-Arianis ... berpegang pada pandangan yang benar-benar ortodoks tentang Sang, bahwa ia selama-lamanya bersama Sang Bapa ... tetapi bahwa ia telah dilahirkan tanpa permulaan dan bukan di dalam waktu ... Tetapi semua ajaran ini menghujat Roh Kudus, dan tidak menganggapnya sebagai bagian dari Allah Tritunggal bersama Sang Bapa dan Sang Anak" (Epifanius. The Panarion of Epiphanius of Salamis, Kitab II dan III (Bagian 47-80), De Fide). Bagian VI, Ayat 1,1 dan 1,3. Terj. oleh Frank Williams. EJ Brill, New York, 1994, hlm.471-472)

Jadi, kaum non-tritunggal telah lama dikritik oleh mereka yang menerima Konsili Nicea dan Konsili-konsili yang belakangan.


TRINITARIANISME DAN KONSEP KRISTEN LAINYA

Bagi orang Kristen trinitarian (yang selama berabad-abad merupakan mayoritas umat Kristen), Allah Bapa bukanlah Allah yan terpisah dari Sang Anak (dalam hal ini, Yesus adalah penjelmaan-Nya) dan dari Roh Kudus, yang ketiganya merupakan Allah yang esa. Orang Kristen trinitarian menggambarkan ketiga pribadi ini sebagai Tritunggal atau Trinitas. Ini berarti mereka selalu hadir sebagai tiga "pribadi" (Yunani: hypostases) yang berbeda, tetapi ketiganya adalah satu Allah, masing-masing mempunyai identitas yang penuh sebagai Allah sendiri ("substansi" yang esa), "kepribadian ilahi" dan kuasa yang esa, dan "kehendak ilahi" yang esa pula.

Namun sebagian orang Kristen lainnya menganut gagasan alternatif yang sangat berbeda. Sebagian kecil menggambarkan Sang Bapa, Yesus Kristus, dan Roh Kudus masing-masing sebagai Keberadaan yang berbeda, dan yang telah ada secara kekal (triteisme), atau sebagai "manifestasi" yang berbeda dari Keberadaan yang tunggal (modalisme). Sebagian orang mencetuskan teori bahwa hubungan antara Sang Bapa dan Sang Anak dimulai pada suatu titik yang mungkin berada di luar "sejarah" yang biasa (Arianisme). Yang lainnya percaya bahwa Allah menjadi Bapa ketika Ia mengucapkan Λογος ("logos" atau "firman")-Nya yang menciptakan. Logos atau firman ini adalah tatanan yang pertama dan makhluk yang dengan-Nya Allah membina hubungan sebagai Bapa (pandangan sebagian gnostik). Yang lainnya menemukan hubungan yang kuat dengan gagasan kafir tentang seorang penyelamat atau pahlawan yang dilahirkan oleh dewata, sebuah gagasan tentang Bapa yang mirip dengan Mithraisme atau penyembahan terhadap kaisar Romawi.

Bagi kebanyakan orang Kristen, pribadi Allah Bapa adalah yang paling tinggi, dan sesekali merupakan alamat doa yang eksklusif, yang seringkali diucapkandalam nama Yesus Kristus. Doa Bapa Kami, misalnya, dimulai dengan kata-kata, "Bapa kami yang ada di surga..."

Dalam Perjanjian Baru, Allah Bapa mempunyai peranan khusus dalam hubungannya dengan Sang Anak. Dalam hal ini Yesus diyakini sebagai Sang Anak dan warisnya (Ibrani 1:2-5). Menurut Pengakuan Iman Nicea, Sang Anak (Yesus Kristus) "lahir dari Bapa sebelum segala abad". Hal ini menunjukkan bahwa hubungan Bapa-Anak mereka yang ilahi tidaklah terikat pada suatu peristiwa di dalam waktu atau sejarah manusia. Lihat Kristologi.

Dalam teologi Ortodoks Timur, Allah bapa adalah "sumber" dari Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Dalam teologi Barat, ketiga hupostasis (zat) atau personaini mempunyai asal-usulnya di dalam hakikat keilahiannya. Para Bapa Kapadosia menggunakan pemahaman monarki Ortodoks Timur untuk menjelaskan mengapa trinitarianisme bukan suatu triteisme: "Allah itu esa karena Sang Bapa itu esa," kata Basil Agung pada abad keempat. Pada abad ke-8, Yohanes dari Damsyik menulis panjang lebar tentang peranan Allah Bapa:

Segala sesuatu yang dimiliki oleh Anak berasal dari Bapa, demikian pula halnya Roh berasal dari Bapa, termasuk keberadaan-Nya. Dan bila Bapa tidak ada, maka Anak dan Roh pun tidak ada; dan bila Bapa tidak memiliki sesuatu, maka Anak ataupun Roh pun tidak memilikinya. Lebih jauh, karena Sang Bapa, artinya, karena Bapa itu ada, maka Anak dan Roh pun ada; dan oleh karena Sang Bapa, Anak dan Roh pun memiliki segala sesuatu yang mereka miliki.



Sumber : http://id.wikipedia.org